BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Manusia seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk
mempertahankan homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh
lainnya bekerjasama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan
oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil
nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau
kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat
menjaga keseimbangan internal. Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan
homeostatik penting.
Kelangsungan
hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan
kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal.
Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus menerus
zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan
berbagai reaksi demi kelangsungan hidupnya. Traktus urinarius merupakan system
yang terdiri dari organ-organ dan struktur-struktur yang menyalurkan urin dari
ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperan penting mempertahankan homeostasis
dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit
dan air dan dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolisme. Sistem urin adalah
bagian penting dari tubuh manusia yang terutama bertanggung jawab untuk
menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti kalium dan natrium, membantu
mengatur tekanan darah dan melepaskan produk limbah yang disebut urea dari
darah.
Sistem kemih
terdiri dari ginjal. Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan
orang adalah bahwa ekskresi; melalui air seni, manusia membebaskan diri
dari air tambahandan bahan kimia dari aliran dara. Aspek penting lain dari
sistem urin adalah kemampuannya untuk membedakan antara senyawa dalam darah
yang bermanfaat untuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan senyawa dalam
darah yang beracun dan harus dihilangkan.
1.2. Tujuan
Tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami kajian tentang
pengertian, dan hubungan anatomi fisiologi tubuh manusia mengenai system
urinaria pada tubuh manusia yang meliputi :
a.
Sifat dan struktur
ginjal
b.
Fungsi ginjal
c.
Proses mekanisme
pembentukan urin
d.
Kelainan-kelainan
pada ginjal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sistem Urinaria
Sistem perkemihan atau sistem
urinaria adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
2.2. Susunan Sistem Urinaria
2.2.1. Ginjal
Ginjal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar
biasa, diantaranya sebagai penyaring zat-zat yang telah tidak terpakai (zat
buangan atau sampah) yang merupakan sisa metabolisme tubuh. Dua ginjal yang
anda miliki merupakan organ yang memiliki fungsi sangat vital, seperti
menyaring darah dan menjaga keseimbangan kimiawi dalam tubuh.
Setiap harinya ginjal akan memproses sekitar 200 liter darah
untuk menyaring atau menghasilkan sekitar 2 liter ‘sampah’ dan ekstra
(kelebihan) air. Sampah dan esktra air ini akan menjadi urin, yang mengalir ke
kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. Urin akan disimpan di
dalam kandung kemih ini sebelum dikeluarkan pada saat anda berkemih.
Zat-zat yang sudah tidak terpakai
lagi atau sampah tersebut diperoleh dari proses normal pemecahan otot dan dari
makanan yang dikonsumsi. Tubuh akan memakai makanan tersebut sebagai energi dan
untuk perbaikan jaringan. Setelah tubuh mengambil secukupnya dari makanan,
sisanya akan dikirim ke dalam darah untuk kemudian disaring di ginjal.
Kerja
ini dapat terganggu oleh berbagai hal, mulai dari infeksi saluran kemih hingga
penyakit ginjal kronik. Jika ginjal sudah tidak bisa bekerja atau berfungsi
seperti semula, terapi seperti hemodialisis dan transplantasi ginjal dapat
menjadi harapan baru bagi anda yang mengalami gangguan fungsi ginjal kronik.
Jika fungsi ginjal terganggu maka
kemampuan menyaring zat sisa ini dapat terganggu pula dan terjadi penumpukan
dalam darah sehingga dapat menimbulkan berbagai manifestasi gangguan terhadap
tubuh.
Protein sangat dibutuhkan untuk membangun semua bagian
tubuh, seperti otot, tulang, rambut dan kuku. Protein-protein yang ada dalam
darah dapat keluar ke urin (bocor) bila unit penyaring ginjal – glomerulus –
sudah mengalami kerusakan. Protein yang terkandung di dalam urin, disebut dengan albumin.
2.2.1.1 Letak dan Tampilan Ginjal
![]() |
Gambar 2.1. Letak ginjal pada manusia
Sumber: ( http://struktur_ginjal.com 25-2-2014)
Terletak di bagian belakang kavum
abdominalis di belakang peritorium pada kedua sisi vertebra lumbalis III,
melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Berbentuk seperti biji kacang,
jumlahnya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan,
dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari ginjal wanita. Pada
orang dewasa berat ginjal ± 200 gram.
2.2.1.2 Struktur ginjal
![]() |
Gambar 2.2 Nefron
ginjal
Sumber : (http:// sistem_urinaria.org.com)(25-02-2014)
Ginjal terbungkus oleh kapsula renalis yang terdiri dari
jaringan fibrus berwarna ungu tua, lapisan luar terdapat lapisan korteks,
berwarna gelap, dan lapisan sebelah dalam bagian medulal berbentuk kerucut yang
disebut renal piramid, yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papila
renalis.
Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di
sebut nefron. Proses penyaringan terjadi pada nefron tersebut. Setiap
ginjal memiliki sekitar satu miliar nefron. Sebuah nefron terdiri dari
sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang
dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang
disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat
aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki
pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding
epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya
tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan
masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan
ginjal lewat arteri eferen.
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula
Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut
tubulus konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang
bermuara pada tubulus konvulasi distal.
Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu
Friedrich Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga
gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel
yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam
amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk
ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis.
Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam
sistem pengumpul yang terdiri dari:
- tubulus
penghubung
- tubulus kolektivus kortikal
- tubulus kloektivus medularis
- tubulus kolektivus kortikal
- tubulus kloektivus medularis
Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri
aferen disebut aparatus juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel
juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan
sekresi renin. Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran
untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter.
2.2.1.3 Bagian – Bagian Ginjal
Bila sebuh ginjal diiris
memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis
renalis).
1. Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas
melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn
darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal –
gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan
gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi.
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan
simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai
bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
![]() |
Gambar 2.3 Irisan membujur Ginjal
Sumber : (http:// Anatomiginjal.wordpress.
com/2010/02/03/system-urin)(27-02-2014)
2. Sumsum Ginjal
(Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan
berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks
dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal.
Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid
antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas
saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat
jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul
ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam
pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam
badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.
3. Rongga Ginjal
(Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang
berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan
jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor,
yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung
menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus
kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis
renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
2.2.1.4 Fungsi
ginjal
Ginjal memiliki fungsi antara lain :
1.
Mengekskresikan zat-zat buangan
(waste product) seperti urea, asam urat, kreatinin, kreatin, dan
lain-lain
2.
Menyaring/Membersihkan Darah
Bagian ginjal yang
menjalankan fungsi ini adalah nefron. Hasil dari penyaringan darah yaitu berupa
urine.
3.
Mengatur Volume Darah
Darah dapat mengatur
jumlah cairan yang terlarut dalam darah sehingga volume dipertahankan untuk
selalu seimbang didalam tubuh. Tanpa control ginjal ini maka kemungkinan
terburuk dalam tubuh akan terjadi, yaitu tubuh menjadi kering karena kekurangan
cairan tubuh atau tubuh tenggelam karena kebanjiran akibat cairan tubuh
menumpuk tak terbuang.
4.
Mendaur Ulang Air, Mineral,
Glukosa, dan Gizi
Ginjal akan mempertahankan zat-zat penting yang ikut masuk ke dalam
nefron bersama cairan darah, lalu mengembalikannya ke peredaran darah. Tapi
ginjal tidak menyerap kembali zat-zat ini jika jumlahnya berlebih dalam darah.
5.
Mengatur Keseimbangan Kandungan
Kimia Darah
Salah satu contoh fungsi pengatur ini adalah mengatur kadar garam
dalam darah. Garam cenderung mengikat air sehingga jika kadar dalam gula darah
berlebih mengakibatkan penumpukan cairan yang berlebihan dalam darah dan rongga
sela antarsel tubuh. Jika demikian, maka anggota tubuh seperti wajah, tangan,
dan kaki akan membengkak. Akibat lain yaitu memperberat tugas jantung dalam
memompa darah karena adanya cairan dalam darah tersebut. Berdasarkan alasan itu
maka ginjal akan mengeluarkan kadar garam yang berlebih dalam darah agar
seimbang kembali. Ginjal juga mengatur kadar kalium dalam darah. Apabila kadar
kalium dalam darah berkurang, maka ginjal akan menyerap kembali kalium
tersebut. Sebaliknya, jika jumlah kalium berlebih ginjal akan membuangnya. Mengatur tekanan darah dalam arteri
dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa.
6. Ginjal memegang peranan penting dalam
pengeluaran zat-zat toksis.
7. Pengaturan konsentrasi
ion-ion penting.
8. Menghasilkan hormone
eritopoetin yang beredar dalam tubuh.
9. Pengatur produksi sel
darah merah.
2.2.2.
Ureter
Gambar
2.4 Saluran
ureter ginjal
Sumber : (http://
sistem_urinaria.org.com)(27-02-2014)
Ureter merupakan
saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal (filtrasi,
reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat
sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap
ginjal. Laki-laki melintas di bawah lig. umbilikal lateral dan ductus deferens
sedangkan Perempuan melintas di sepanjang sisi cervix uteri dan bagian atas
vagina.
Lapisan dinding
ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat
(jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan
mukosa
Lapisan dinding
ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan
mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan
peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam
kandung kemih.
Ureter berjalan
hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh
pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat
ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh
sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Ureter setelah
keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu
menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara
postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara
ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria. Adanya katup uretero-vesical
mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih. Terdapat beberapa
tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis
renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica
urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk batu/kalkulus.
Ureter diperdarahi
oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca communis,
a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan ureter
melalui segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta
pleksus hipogastricus superior dan inferior.
2.2.3. Vesika Urinaria
![]() |
Gambar
2.5.
Struktur Vesika Urinaria
Sumber
: (http:// sistem_urinaria.org.com) (28-02-2014)
Kandung kemih terletak
dibelakang simfisis pubis, didalam rongga panggul. Bentuknya seperti kerucut
yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis medius. Dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet. Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau
buli-buli, merupakan tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal
melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal
tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter. Vesica
urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ
lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta
pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf. Bagian vesika urinaria
terdiri dari :
·
fundus, yaitu bagian yang
menghadap ke arah belakang dan bawah.
·
korpus, yaitu bagian antara
verteks dan fundus.
·
verteks, yaitu bagian yang
berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dalam
keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga
bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan
(superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior,
posterior, dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri
dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular). Terdapat trigonum
vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae
merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium
kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak
memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong.
Vesicae
urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada
perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis. Sedangkan
persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan
parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus
imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis melalui
n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang berperan sebagai sensorik dan motorik.
2.2.4.
Uretra

Gambar
2.6.
Anatomi uretra manusia
Sumber
: (http://sectiocadaveris.wordpress.com/anatomi-ginjal-dan-saluran urinaria) (28-02-2014)
Uretra
merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju
lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita.
Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai
organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita
panjangnya sekitar 3.5 cm.
2.3.
Proses Pembentukan Urin
Tabel 2.1. Proses
pembentukan urin
(http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran
urinaria) (28-02-2014)
Mula-mula darah
yang mengandung air, garam, glukosa, urea, asam amino, dan amonia mengalir ke
dalam glomerulus untuk menjalani proses filtrasi. Proses ini terjadi karena
adanya tekanan darah akibat pengaruh dari mengembang dan mengerutnya arteri
yang memanjang menuju dan meninggalkan glomerulus.
Akhir filtrasi dari glomerulus ditampung oleh kapsul Bowman dan
menghasilkan filtrat glomerulus atau urine primer. Secara normal, setiap hari
kapsul Bowman dapat menghasilkan 180 L filtrat glomerulus.
(http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran
urinaria) (28-02-2014)
Filtrat
glomerulus atau urine primer masih banyak mengandung zat yang diperlukan tubuh
antara lain glukosa, garam-garam, dan asam amino. Perhatikan Tabel 2.1. Filtrat
glomerulus ini kemudian diangkut oleh tubulus kontortus proksimal. Di tubulus
kontortus proksimal zat-zat yang masih berguna direabsorpsi. Seperti asam
amino, vitamin, dan beberapa ion yaitu Na+, Cl–, HCO3–, dan K+. Sebagian ionion
ini diabsorpsi kembali secara transpor aktif dan sebagian yang lain secara
difusi.

Gambar 2.7.
anatomi kapsula bowman
Sumber:
(http://sectiocadaveris.wordpress.com/anatomi-ginjal-dan-saluran urinaria) (28-02-2014)
Proses
reabsorpsi masih tetap berlanjut seiring dengan mengalirnya filtrat menuju
lengkung Henle dan tubulus kontortus distal. Pada umumnya, reabsorpsi zat-zat
yang masih berguna bagi tubuh seperti glukosa dan asam amino berlangsung di
tubulus renalis. Akan tetapi, apabila konsentrasi zat tersebut dalam darah
sudah tinggi, tubulus tidak mampu lagi mengabsorpsi zat-zat tersebut. Apabila
hal ini terjadi, maka zat-zat tersebut akan diekskresikan bersama urine.
Selain
reabsorpsi, di dalam tubulus juga berlangsung sekresi. Seperti K+, H+,
NH4+ disekresi dari darah menuju filtrat. Selain itu,
obat-obatan seperti penisilin juga disekresi dari darah. Sekresi ion hidrogen
(H+) berfungsi untuk mengatur pH dalam darah. Misalnya dalam darah
terlalu asam maka ion hidrogen disekresikan ke dalam urin.

Gambar
2.8.
Proses reabsorbsi
Sumber (F ,Fictor , 1996, Praktis
Belajar Biologi 2., jakarta : Yrama widya) (28-02-2014)
Sekresi K+
juga berfungsi untuk menjaga mekanisme homeostasis. Apabila konsentrasi K+
dalam darah tinggi, dapat menghambat rangsang impuls serta menyebabkan
kontraksi otot dan jantung menjadi menurun dan melemah. Oleh karena itu, K+
kemudian disekresikan dari darah menuju tubulus renalis dan dieksresikan
bersama urine.
Pada saat
terjadi proses reabsorpsi dan sekresi di sepanjang tubulus renalis secara
otomatis juga berlangsung pengaturan konsentrasi pada urine. Sebagai contoh,
konsentrasi garam diseimbangkan melalui proses reabsorpsi garam. Di bagian
lengkung Henle terdapat NaCl dalam konsentrasi tinggi. Keberadaan NaCl ini
berfungsi agar cairan di lengkung Henle senantiasa dalam keadaan hipertonik.
Dinding lengkung Henle descending bersifat permeabel untuk air, akan tetapi
impermeabel untuk Na dan urea. Konsentrasi Na yang tinggi ini menyebabkan
filtrat terdorong ke lengkung Henle bagian bawah dan air bergerak keluar secara
osmosis.
Di lengkung
Henle bagian bawah, permeabilitas dindingnya berubah. Dinding lengkung Henle
bagian bawah menjadi permeabel terhadap garam dan impermeabel terhadap air.
Keadaan ini mendorong filtrat untuk bergerak ke lengkung Henle ascending.
Air yang
bergerak keluar dari lengkung Henle descending dan air yang bergerak masuk saat
di lengkung Henle ascending membuat konsentrasi filtrat menjadi isotonik.
Setelah itu, filtrat terdorong dari tubulus renalis menuju duktus kolektivus.
Duktus kolektivus bersifat permeabel terhadap urea. Di sini urea keluar dari
filtrat secara difusi. Demikian juga dengan air yang bergerak keluar dari
filtrat secara osmosis. Keluarnya air ini menyebabkan konsentrasi urine menjadi
tinggi.
Dari duktus
kolektivus, urine dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urine mengalir
melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat
penyimpanan sementara bagi urine.
Urine ditampung
di dalam kantong kemih (vesica urinaria) hingga mencapai kurang lebih 300 cc.
Kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh. Pengeluaran urine ini
diatur oleh otot sfinkter. Pembentukan urine dari plasma darah menyebabkan
terjadinya banyak perubahan kandungan zat, seperti yang terlihat pada Tabel
2.3.
Di dalam urine tidak lagi terdapat
protein dan glukosa. Apabila di dalam urine terdapat senyawa-senyawa tersebut,
ini menunjukkan adanya gangguan pada ginjal. Ahli kesehatan mengatakan bahwa
dengan banyak mengeluarkan urine maka tubuh menjadi sehat. Dikatakan sehat
apabila dalam sehari mengeluarkan urine sekitar lebih kurang 1 liter. Banyak
sedikitnya urine yang dikeluarkan setiap harinya di antaranya dipengaruhi oleh
zat-zat diuretika, suhu, konsentrasi darah, dan emosi.
Zat-zat diuretika mampu menghambat
reabsorpsi ion Na+. Akibatnya konsentrasi Anti Diuretik Hormon (ADH)
berkurang sehingga reabsorpsi air menjadi terhambat dan volume urine meningkat.
Peningkatan suhu
merangsang pengerutan abdominal sehingga aliran darah di glomerulus dan
filtrasi turun. Selain itu, peningkatan suhu juga meningkatkan kecepatan
respirasi. Hal ini menyebabkan volume urine menjadi turun. Apabila kita tidak
minum air seharian, maka konsentrasi (kadar) air dalam darah menjadi rendah.
Hal ini akan merangsang hipofisis mengeluarkan ADH. Hormon ini akan
meningkatkan reabsorpsi air di ginjal sehingga volume urine menurun. Demikian
juga pada saat tegang atau marah dapat merangsang terjadinya perubahan volume
urine.
Tabel
2.3. Kandungan Zat di Dalam Plasma Darah dan
Urin

(http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran urinaria) (28-02-2014)
Selanjutnya
terjadi proses Mikturisi yang merupakan peristiwa penggabungan urine yang
mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih., keinginan untuk buang air kecil
disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya telah
ada 170 – 23 ml urine.
Miktruisi
merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat –
pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi
otot abdominal yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya.
Ciri – ciri urine
normal adalah memiliki Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda –
beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa
endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata –
rata 6.
2.4. Kelainan-kelainan
Pada Ginjal
a.
Nefritis
merupakan kerusakan pada glomerulus sehingga eritrosit ikut dalam
penyaringan.sehingga urin mengandung eritrosit


Gambar 2.9 Ginjal terserang
nefritis
Sumber:
http://penyembuhan-kankerserviks.blogspot.com/2013/05/obat-tradisional-radang-ginjal-nefritis.html
b.
Albuminuria merupakan
lolosnya protein saat penyaringan (filtrasi).
c.
Poliuria adalah
penyakit yang disebabkan kurangnya produksi ADH sehingga urin sangat banyak
keluar
d.
Oligouria menrupakan
kurangnya urin yang keluar akibat dari ginjal banyak memproduksi ADH
e.
Batu ginjal terbentuk
ddari timbunan kristal pada air seni. Batu ini tersusun dari kalsium oksalat.

Gambar 2.10. Batu ginjal
Sumber:
http://penyembuhan-kankerserviks.blogspot.com/2013/05/obat-tradisional-radang-ginjal-nefritis.html
BAB III
PENUTUP
Sistem perkemihan atau sistem
urinaria adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Ginjal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar
biasa, diantaranya sebagai penyaring zat-zat yang telah tidak terpakai (zat
buangan atau sampah) yang merupakan sisa metabolisme tubuh. Setiap harinya
ginjal akan memproses sekitar 200 liter darah untuk menyaring atau menghasilkan
sekitar 2 liter ‘sampah’ dan ekstra (kelebihan) air.Bagian-bagian ginjal
terdiri atas kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medulla), dan Rongga Ginjal
(Pelvis Renalis).
Ada banyak kelainan pada proses
urinaria misalnya Glomerulonefritis, Albuminuria, Poliuria, Oligouria, Batu
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, http://penyembuhan-kankerserviks.blogspot.com/2013/05/obat-tradisional-radang-ginjal-nefritis.html
A. Aziz Alimul H. 2006. Pengantar
Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta
Drs. H. Syaifuddin, B.Ac. 1997. Anatomi
Fisiologi untuk Siswa Perawat. EGC : Jakarta
Ganong, William F. 1998. Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta
Wilson, Lorraine M. 1995. Patofisiologi Edisi 4 Buku ke 2. EGC :
Jakarta
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran-kemih/
. diakses tanggal 28 februari 2014
http://pisaudokter.blogspot.com/2011/02/anatomi-sistem-urinaria.html. diakses tanggal 28 februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar