Gen Terpaut-Kelamin Pada Manusia
Pewarisan
sifat, khususnya pada manusia, tidak bisa dilepaskan dari peran kromosom.
Kromosom berperan dalam membawa materi genetik (DNA) untuk disampaikan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Materi genetik ini akan menentukan
sifat-sifat manusia atau generasi, yang merupakan keturunan dari generasi
sebelumnya, sehingga sifat-sifat yang telah dimiliki oleh generasi sebelumnya
tetap terjaga keberadaannya. Sifat-sifat ini berupa genotipe (sifat yang tidak
tampak dari luar) yang akan dimanifestasikan ke dalam fenotip (sifat yang
tampak dari luar). Manusia memiliki 46 kromosom, yang tersusun atas 44 A
(autosom) dan 2 kromosom kelamin (gonosom): XX untuk wanita dan XY untuk pria.
Autosom maupun gonosom inilah yang akan membawa sifat-sifat tersebut.
Laki-laki dan perempuan
memiliki autosom yang sama, baik dari segi jumlah maupun jenis. Oleh karena
itu, apabila suatu sifat dihantarkan melalui autosom, maka laki-laki dan
perempuan mempunyai peluang yang sama untuk mendapatkan maupun tidak
mendapatkan sifat tersebut. Dalam hal ini dikenal sifat yang dominan dan
resesif, di mana sifat dominan akan lebih banyak muncul daripada sifat resesif.
Lain halnya apabila gonosom
yang membawa sifat-sifat. Seperti yang kita ketahui, laki-laki dan perempuan
memiliki gonosom yang berbeda, yaitu laki-laki XY dan perempuan XX. Oleh karena
itu, apabila suatu sifat resesif terkait dengan kromosom tertentu, katakanlah
X, maka sifat tersebut akan lebih mudah dimanifestasikan pada laki-laki yang
hanya memiliki satu kromosom X. Sedangkan bagi perempuan pengejawantahan
sifat-sifat tersebut hanya akan terjadi apabila kedua kromosom X nya
menggandeng sifat-sifat tersebut. Apabila hanya salah satu kromosom X nya yang
terkait sifat-sifat tersebut, maka pengejawantahan sifat belum tentu terjadi.
Kebanyakan hanya akan membuat perempuan tersebut menjadi carrier
(pembawa sifat, yang tidak termanifestasi namun tetap ditransmisikan untuk
generasi berikut). Dan apabila sifat tersebut terkait dengan kromosom Y, dapati
dipastikan sifat tersebut tidak akan dimanifestasikan pada perempuan, yang
notabene kedua kromosomnya adalah X.
Masalahnya adalah, tidak
semua sifat yang dibawa oleh kromosom, khususnya gonosom, merupakan sifat yang
baik. Ada kalanya sifat tersebut berupa penyakit yang diwariskan, baik secara
dominan maupun resesif, sehingga tidak jarang keberadaan sifat tersebut pada
gonosom merupakan sesuatu yang merugikan. Bahkan pada penyakit tertentu dapat
terjadi gen lethal, yaitu gen yang dapat menyebabkan kematian apabila telah
memenuhi persyaratan tertentu. Sifat tersebut dapat menggandeng kromosom X saja
atau kromosom Y saja.
Secara umum sifat/gen yang
menggandeng/terangkai kromosom X dapat dibagi menjadi dua, yaitu gen terangkai
X dominan dan gen terangkai X resesif. Perbedaannya adalah, pada gen terangkai
kromosom X dominan sifat hanya akan termanifestasikan apabila kromosom dalam
keadaan menggandeng gen dominan. Sebaliknya, pada gen terangkai kromosom X
resesif sifat akan termanifestasikan apabila kromosom menggandeng gen yang
dalam keadaan resesif.
Contoh penyakit akibat gen
terangkai X dominan adalah penyakit anenamel. Penyakit ini adalah
ketidakmampuan tubuh dalam membentuk email gigi yang berfungsi untuk
mempertahankan dan menguatkan gigi. Penyakit ini akan termanifestasikan dalam
fenotipe apabila kromosom X terangkai dengan gen dominan B. Sebaliknya,
penyakit ini tidak muncul apabila alel dalam keadaan resesif b.
Buta
warna merupakan kelainan di mana penderitanya tidak dapat menangkap seluruh
spektrum warna secara utuh. Terkait dengan keadaan ini maka kelainan terjadi di
sel kerucut (cone) yang peka terhadap spektrum warna. Kelainan ini
disebabkan oleh gen resesif terpaut kromosom X. Sama seperti penyakit yang
disebabkan oleh gen resesif terpaut kromosm X lainnya, maka penyakit ini lebih
mudah menimpa laki-laki yang hanya memiliki satu kromosom X daripada wanita
yang memiliki dua kromosom X. Apabila hanya satu saja kromosom X pada wanita
yang terpaut gen resesif ini, maka wanita tersebut bersifat carrier,
yang dapat mewariskan gen tersebut pada keturunan berikutnya. Serta masih
banyak penyakit/kelainan lainnya seperti Sindrom Lesch-Nyhan, Hidrosefali
terangkai kromosom X, Sindrom Hunter, X-Linked Ichtyosis, dan lain-lain.
Buta warna dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1) buta warna parsial (sebagian)
Penderita buta warna parsial tidak
dapat melihat warna-warna tertentu, misalnya hijau dan merah. Jika penderita
tidak dapat melihat warna hijau saja dinamakan buta warna hijau atau buta warna
deutan. Jika penderita tidak dapat melihat warna merah saja dinamakan
buta warna merah atau buta warna protan.
2) buta warna total
Penderita buta warna total tidak dapat
melihat semua warna sehingga dalam pandangannya hanya ada warna hitam dan
putih.
Perhatikan
tabel ekspresi gen berikut:
Jenis Kelamin
|
Fenotip
|
|
Normal
|
Buta Warna
|
|
Wanita
|
XCXC, XCXc
|
XcXc
|
Pria
|
XY
|
XcY
|
Ada beberapa rumusan terkait dengan prinsip
penurunan sifat terkait kromosom X:
- Apabila seorang pria menderita kelainan terkait kromosom X, maka kelainan itu tidak akan diturunkan kepada anak laki-lakinya (kecuali bila istrinya juga penderita atau carrier kelainan tersebut) dan hanya akan diturunkan kepada anak perempuannya.
- Apabila seorang wanita menderita kelainan terkait kromosom X, maka kelainan itu akan diturunkan kepada semua anaknya baik laki-laki maupun perempuan. Anak laki-laki akan langsung memanifestasikan kelainan tersebut, sementara anak perempuan akan menjadi carrier (kecuali bila suaminya juga menderita kelainan tersebut).
- Apabila seorang wanita adalah carrier suatu kelainan terkait kromosom X, maka kemungkinan anak laki-lakinya untuk menderita kelainan tersebut sebesar lima puluh persen, sedangkan setengah anak perempuannya akan normal dan setengahnya lagi carrier (kecuali bila suaminya juga menderita kelainan tersebut).
Orang yang menderita buta
warna tidak dapat membedakan warna-warna tertentu, buta warna merah hijau,
tidak mampu membedakan warna merah dan hijau. Buta warna ini dikendalikan oleh
gen resesif. Gen ini terpaut dalam kromosom X. Terdapat 5 kemungkinan genotipe,
yaitu:
1) XC XC : wanita normal
2) Xc Xc : wanita buta warna
3) XC Xc : wanita pembawa buta
warna/karier
4) XC Y : pria normal
5) Xc Y : pria buta warna
Wanita karier atau pembawa
artinya wanita yang secara fenotipe normal tetapi secara genotipe dia membawa
alel sifat resesif untuk buta warna. menikah dengan ayah normal). Buta warna
adalah penyakit keturunan yang menyebabkan seseorang tidak bisa membedakan
warna merah dengan biru, atau kuning dengan hijau. Disebabkan oleh gen resesif
cb (color blind). Gen buta warna terpaut pada kromosom X.
b. Hemofilia
Hemofilia merupakan
kelainan dimana seseorang darahnya tidak dapat/sulit membeku bila luka. Luka kecil
pun dapat menyebabkan penderita meninggal karena terjadi pendarahan yang
terus-menerus. Gen yang mengendalikan sifat ini adalah gen resesif dan terpaut
dalam kromosom X. Dalam keadaan homozigot resesif gen ini bersifat letal
(menimbulkan kematian).
Hemofilia adalah penyakit keturunan
yang mengakibatkan darah seseorang sukar membeku. Penderita hemofilia jika
terluka darahnya akan membeku sekitar 50 mnt – 2 jam, hal ini akan
mengakibatkan penderita mengalami kehilangan banyak darah dan dapat menimbulkan
kematian. Penyakit ini dikendalikan oleh gen resesif (h) yang terpaut kromosom
X. Contoh silsilah penyakit hemofilia adalah pada keluarga kerajaan Eropa. Ratu
Victoria dari Inggris menderita hemofilia. Genotip wanita hemofilia:
HH = XHXH = Homozigot dominan = normal
Hh = XHXh = heterozigot = carier = pembawa sifat
Hh = XhXh = homozigot resesif = penderita hemofilia
genotip laki-laki hemofilia:
XHY = laki-laki normal
XhY = laki-laki hemofilia
Hemofilia merupakan
penyakit keturunan di mana darah seseorang sukar membeku apabila terjadi luka.
Penyakit ini akan termanifestasikan dalam fenotipe apabila kromosom X terangkai
h (resesif), dengan perincian sebagai berikut:
- Seorang pria yang hanya memiliki satu kromosom X otomatis akan terkena hemofilia apabila kromosom X tersebut terangkai h (resesif).
- Sedangkan seorang wanita yang memiliki dua kromosom X akan terkena hemofilia apabila kedua kromosom X nya terangkai h. Jika hanya satu kromosom X yang terangkai h, maka perempuan tersebut hanya bersifat carrier (pembawa).
Hemofilia dibedakan atas
tiga macam:
- Hemofilia A, di mana penderita tidak memiliki zat antihemofili globulin. Prevalensi 80%.
- Hemofilia B, di mana penderita tidak memiliki komponen plasma tromboplastin. Prevalensi 20%.
- Hemofilia C, namun penyakit hemofilia jenis ini tidak disebabkan oleh gen resesif h yang terpaut dalam kromosom X, melainkan oleh gen resesif yang terdapat di autosom. Penderita tidak memiliki zat plasma tromboplastin anteseden. Prevalensi kurang dari 1%.
Ketiga substrat di atas
(antihemofil globulin, plasma tromboplastin, dan plasma tromboplastin
anteseden) diperlukan dalam pembentukan tromboplastin, yang mengubah protrombin
menjadi trombin, di mana trombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin untuk
pembekuan darah.
c. Anodontia
Anodontia adalah kelainan yang dibawa
oleh kromosom X dan muncul dalam keadaan resesif. Kelainan ini menyebabkan
penderita tidak memiliki gigi (ompong). Anodontia
merupakan kelainan di mana penderitanya tidak memiliki benih gigi dalam tulang
rahangnya, sehingga gigi tidak dapat tumbuh seterusnya. Selain itu, penyakit
ini ditandai dengan rambut jarang dan susah berkeringat karena berkurangnya
kelenjar keringat. Sama seperti hemofilia, penyakit ini disebabkan gen resesif
terpaut pada kromosom X.
d. Distrofi Otot
Kelainan tersebut ditandai dengan makin melemahnya otot –
otot dan hilangnya koordinasi. Kelainan ini terjadi karena tidak adanya satu
protein otot penting yang disebut distrofin, yang terletak pada lokus yang
spesifik pada kromosom X.
e. Sindrom Fragile X
Nama sindrom fragile diambil dari penampakan fisik kromosom
X yang tidak normal.Bagiankromosom X yang mengalami konstriksi (pelekukan)
dibagian ujung lengan kromosom yang panjang. Dari semua bentuk keterbelakangan
mental yang disebabkan oleh faktor genetik, bentuk yang paling umum adalah
fragile.
f. Sindrom Lesch-Nyhan
Penyakit ini timbul karena adanya pembentukan purin yang
berlebihan. Sebagai hasil metabolisme purin yang abnormal ini, penderita
memperlihatkan kelakuan yang abnormal, yakni kejang otak yang tidak disadari
serta menggeliatkan anggota kaki dan jari – kari tangan. Selain dari itu
penderita juga tuna mental, menggigit serta merusak jari – jari tangan da
jaringan bibir. Semua penderita adalah laki – laki dibawah umur 10 tahun, dan
belum pernah ditemukan pada perempuan. Penyakit yang jarang dijumpai ini
disebabkan oleh gen resesif dalam kromosom-X.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar